Langkah kaki ku



pertama ku tapakkan kaki menjalani GERBANG KETELADANAN CALON PEMIMPIN MASA DEPAN,rasa ragu muncul karena itu adalah awal ku mendudki banku SMA yang telah lama ku nanti.
kini tapakan kaki itu semankin jauh dan lincah dengan tanpa ragu,melangkah bersama teman-teman yang selalu ada mendampingi ku.
ku baru menyadari bahwa mereka adalah sebagian besar dalam hidup ku,yang sangat berarti,canda_tawa_tangis_dan kekesalan selalu ada dalam hari-hari di sekolah.
penat yang selalu menghantui kini sirna.kesirnaan itu datang ketika seluruh penat telah terlontar dalam kekeluargaan kami,ternyata semua terasa begitu berharga disaat semuanya akan berakhir dan pergi serta semua penat telah hilang.
setelah ini langka awal akan segera dimulai.
betapa berharga kalian dalam hidup ku.jujur aku tak sanggup untuk meredahkan air mata yang selalu mengalir saat tangisan dan tawa kalian membayangi waktu-waktu yang berjalan.
tapi semuanya harus terjadi,dan aku harus percaya bahwa kita akan selalu bersama.

SMA N 1 KEPAHIANG


ini adalah gerbang keteladanan calon kepemimpinan di sekolah kami.
Banyak kegiatan-kegiatan baik kegiatan yang bersifat akademik maupun non-akademik.Sekolah ini berdiri pada tahun 1982.Pada saat itu SMA ini baru mempunyai sekitar 8 kelas.Tapi sekarang,sudah banyak bangunan-bangunan baru.kelasnya pun sudah lebih banyak dari yang dulunya.begitu juga dengan laboratorium laboratorium yang kita punya,,ada sekitar 11 lab. Adapun yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah di SMA negeri 1 Kepahiang ini antara lain:
1.Bapak Syukuriah,BA
2.Bapak Moh.Rusdi,BA
3.Bapak Sutarjo,BA
4.Drs.Mudasti
5.Bapak Ahmad Djajuli
Dan sekarang yang sedang menjabat di SMA Negeri 1 Kepahiang ini adalah Bapak Sigit Aryanto,Mpd. Semenjak SMA ini di pimpin oleh bapak Sigit Aryanto,Sekolah ini mempuyai kemajuan yang sangat pesat..Telah banyak prestasi-prestasi yang telah di raih.Mulai dari tingkat Kabupaten,Propinsi,Sumbangsel,bahkan sampai ke Nasional.
Dan kabar terbarunya adalah sekolah kita baru saja menjadi pemenang di perlombaan futsal yang di komandoi Epas Bogianda (siswa Kelas XI IPA 1) berhasil meraih Juara 2 dalam Liga Pelajar di IAIN Bengkulu, Setelah di pertandingan final tanggal 14 pebruari 2010 kalah tipis 0 - 1 melawan SMA 1 Talang Empat Bengkulu.

Pertandingan Pertama hari jumat 12 Pebruari 2010 Epas bogianda dan kawan-kawan mampu mengalahkan tim SMAN Talang Empat A dengan skor telak 4 - 1. Dipertandingan kedua pada hari berikutnya Tim Putsal SMANSA Kepahiang yang di latih Raden Mascik kembali memperoleh kemenangan 2-0 melawan SMA Pallawa Kota Bengkulu.

Di Semi final Tim Futsal SMAN 1 Kepahiang Bertemu dengan SMA Muhammadiyah. Pertandingan yang dilaksanakan pada hari minggu tersebut berlangsung alot. Hingga peluit panjang di tiup oleh wasit kedudukan tetap bertahan 0-0. Pertandingan dilanjutkan dengan adu pinalti. Perjuangan yang berat ini akhirnya diselesaikan dengan skor 4 - 3 untuk kemenangan Tim Futsal SMAN 1 Kepahiang.

kepahiang story


Zaman perjuangan melawan kolonial Belanda menjadi saksi sejarah mulai dikenalnya nama Kepahiang. Pada masa itu, kota Kepahiang dikenal sebagai ibukota kabupaten Rejang Lebong, yang disebut Afdeling Rejang Lebong. Sesaat setelah peralihan kekuasaan dari penjajahan Belanda ke Jepang, hingga kemudian Jepang menjajah bumi pertiwi 3,5 tahun lamanya, kota Kepahiang tetap merupakan pusat pemerintahan bagi kabupaten Rejang Lebong. Bahkan, setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, yakni sejak 18 agustus 1945 hingga 1948, Kepahiang tetap menjadi ibukota kabupaten Rejang Lebong sekaligus sebagai basis kota perjuangan. Sebab, mulai dari pemerintahan sipil dan seluruh kekuatan perjuangan, yang terdiri dari Laskar Rakyat, Badan Perlawanan Rakyat (BPR dan TKR yang kemudian sebagai cikal bakal TNI), semuanya berpusat di Kepahiang.

Di penghujung tahun 1948, merupakan masa yang tak mungkin bisa dilupakan oleh masyarakat Kepahiang. Karena pada tahun itulah, khususnya menjelang agresi militer Belanda kedua, seluruh fasilitas vital kota Kepahiang dibumihanguskan. Dimulai dari kantor bupati, gedung daerah, kantor polisi, kantor pos, telepon, penjara, dan jembatan yang akan menghubungkan kota Kepahiang dengan tempat-tempat lainnya terpaksa dibakar untuk mengantisipasi gerakan penyerbuan tentara kolonial Belanda yang terkenal bengis masuk ke pusat-pusat kota dan pemerintahan serta basis perjuangan rakyat.

Setahun kemudian, seluruh aparatur Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong berada dalam pengasingan di hutan-hutan. Sehingga pada waktu terjadi penyerahan kedaulatan dari Pemerintah Hindia Belanda ke Pemerintah Republik Indonesia, yang oleh masyarakat waktu itu disebut kembali ke kota, terjadilah keharuan yang sulit dibendung. Sebab, aparatur Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong tidak dapat lagi kembali berkantor ke kota Kepahiang karena seluruh fasilitas pemerintahan daerah telah dibumihanguskan. Namun, semangat mereka pantang surut. Dengan sisa-sisa kekuatan, serta semangat yang membaja, seluruh aparatur pemerintahan daerah terpaksa menumpang ke kota Curup, karena disini masih tersisa sebuah bangunan pesanggrahan (kini tempat bersejarah itu dibangun menjadi GOR Curup).

Pada 1956, kota Curup ditetapkan sebagai ibukota kabupaten Rejang Lebong berdasarkan undang-undang. Sejak itu pula, peran Kepahiang mulai memudar, bahkan ada yang menyebut mahkota kejayaan kabupaten Kepahiang surut. Sebab, dengan penetapan Curup sebagai ibukota kabupaten Rejang Lebong, maka kota Kepahiang sendiri ditetapkan sebagai ibukota kecamatan, bagian dari wilayah kabupaten Rejang Lebong. Pada masa-masa berikutnya, lantaran memiliki nilai historis tinggi, sejumlah tokoh masyarakat Kepahiang, pernah memperjuangkan Kepahiang menjadi ibukota provinsi dan kota administratif. Sayangnya, perjuangan mulia tersebut kandas di tengah jalan lantaran pemerintah pusat tak merespons keinginan dan aspirasi masyarakat tersebut.

Ketika era reformasi bergulir pada 1998, gaungnya pun sempat menggema ke bumi Kepahiang. Oleh masyarakat Kepahiang, momentum ini merupakan kesempatan emas memperjuangkan kembali kebangkitan sekaligus awal kemandirian Kepahiang. Situasi kian terbuka lebar, setelah pemerintah dan DPR RI menetapkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang juga lazim disebut sebagai undang-undang tentang otonomi daerah. Setelah melalui tahap penyamaan persepsi dan konsolidasi, maka masyarakat Kepahiang sepakat untuk mengusulkan daerah ini menjadi kabupaten baru. Maka, sejak Januari 2000, para tokoh dan segenap komponen masyarakat Kepahiang, baik yang berdomisili di Kepahiang sendiri maupun yang berada diluar daerah, seperti di Curup, Bengkulu, Jakarta, Bandung, serta kota-kota lainnya sepakat untuk menjadikan Kepahiang sebagai kabupaten. Sebagai realisasi dari kesepakatan bersama para tokoh masyarakat Kepahiang, maka dibentuklah badan perjuangan dengan nama Panitia Persiapan Kabupaten Kepahiang (PPKK). Tindak lanjut dari aktivitas badan perjuangan tersebut, maka secara resmi PPKK telah menyampaikan proposal pemekaran kabupaten.

Akan tetapi, rupanya perjuangan memekarkan Kepahiang menjadi kabupaten tak semulus yang diharapkan. Sebab, meskipun Kepahiang merupakan daerah pertama di provinsi Bengkulu yang memperjuangkan pemekaran pada era reformasi, tapi kabupaten Rejang Lebong tidak serta-merta menyetujui aspirasi para tokoh masyarakat kepahiang tersebut. Dengan kata lain, kabupaten Rejang Lebong (kabupaten induk) justru keberatan melepas Kepahiang, karena daerah ini merupakan wilayah paling potensial di Rejang Lebong. Dengan kesabaran dan kerjasama serta diplomasi yang intensif, akhirnya kabupaten Kepahiang berhasil diwujudkan. Pada 7 Januari 2004, Kepahiang diresmikan sebagai kabupaten otonom oleh Jenderal TNI (purn) Hari Sabarno (Menteri Dalam Negeri RI) di Jakarta. Peresmian itu dikukuhkan berdasarkan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu. Ditunjuk sebagai Kepala Daerah pertama (caretaker) kabupaten Kepahiang adalah Ir. Hidayatullah Sjahid, M.M., yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 131.28-8 Tahun 2004, pada 6 Januari 2004, tentang Pengangkatan Penjabat Bupati Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Pelantikannya sendiri dilakukan oleh Gubernur Bengkulu atas nama Menteri Dalam Negeri pada 14 Januari 2004. Hingga kini, kabupaten Kepahiang telah dipimpin tiga orang Kepala daerah.

flora bengkulu


Rafflesia Arnoldi

Siapa yang tak tahu Rafflesia Arnoldi? Ya! Hampir seluruh masyarakat Indonesia pasti pernah mendengar bunga yang bernama rafflesia arnoldi, tentunya karena bunga ini termasuk salah satu pelajaran biologi pada saat Sekolah Dasar. Tapi pernahkah mereka melihat secara langsung bentuk bunga ini? Saya meragukan hal itu. Karena bunga ini hanya tumbuh dan hidup di kawasan Provinsi Bengkulu. Yakni di perbatasan kota Bengkulu dan Kabupaten Kepahiang, sekitar 1,5 jam perjalanan dari kota Bengkulu. Asal mula nama Rafflesia Arnoldi karena bunga ini ditemukan oleh ilmuwan dari Inggris yang bernama Thomas Stanford Raffles pada tahun 1818, di kawasan hutan Manna, Bengkulu selatan.
Banyak yang menafsirkan bahwa rafflesia arnoldi adalah bunga bangkai. Itu adalah pernyataan yang keliru. Bunga rafflesia adalah sejenis bunga parasit yang mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Daun mahkotanya berwarna merah tua dengan motif bintik-bintik putih. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Bunga ini mengeluarkan bau busuk yang dapat menarik perhatian lalat. Tidak heran apabila di sekitar bunga tersebut selalu dikerubuti lalat. Sedangkan bunga bangkai merupakan jenis lainnya yang juga sama-sama mengeluarkan bau busuk, namun berbeda bentuk. (akan saya ulas dan dokumentasikan apabila saya sempat melihat bunga bangkai mekar beberapa bulan ke depan)
Masa pertumbuhan bunga ini mencapai 9 bulan dengan masa mekar hingga layu sekitar 5-8 hari saja. Diameter bunga bisa mencapai 1 meter pada saat mekar. Tapi yang saya dokumentasikan mempunyai diameter selebar 63cm. Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Tapi tumbuh berparasit pada tumbuhan merambat dan tinggal di dalam akar tersebut. Sampai saat ini Rafflesia belum berhasil dikembangbiakkan di luar habitat aslinya dan apabila akar atau pohon inangnya mati, Raflesia akan ikut mati. Oleh karena itu Raflesia membutuhkan habitat hutan primer untuk dapat bertahan hidup. Ini adalah gambar bakal bunga Rafflesia.

KaTa MerEka

hidup itu lUcu,kalaU kita mEnOlak,mEnerima sesUatu,maka Ia akaN meNdatangi
(W sOmerset maukhan)

kerja adalah ciNta yaNg di bUat tampak
(Kahlil Gibran)

segalanya tErcapai kalaU kamu yakin.kEyakinan yaNg mEmbUat egalanya tercapai
(frank lLoyd wrigh)

stiap nafas yaNg meNakar hidUp mu adalah mUtiara.dan setiap zarRah dalam hidUp mU adalah pennUnjUk meNujU TuhaN
(faridUdDin atTar dalam mUsyawarah bUrung)

liHat saUdara kU,bagaikaN sUrga tElah mEmbUat orang lUpa akaN sediH dan laRa,seRta mEngGantinya deNgan rasa sabar
(Hasan Al-baNa)

masaLah yang pEntiNg bUkan oBjek CiNta,tapi mUtu cintanya
(Eric frOm)

meNjadi diri seNdiri jaUh lEbih baik,dari paDa harus mwNjadi OraNg laiN
(Nyimas miftahUl JanNah)

Awal yang baik


Melangkah,,menatap,,dan menyadari bahwa dunia ne takan slamanya berlutut dalam keinginan ku..... ku termenung menjawab pertanyaan-pertanyaan yang datang dari hati ku sendiri,,tanpa ku sadari bahwa semua inilah yang membuat langkah ku semakin membingungkan,,,

Menggapai awal yang baik,seharusnya di mulai dari diri sendiri,,dan tak sekalipun mencoba menjadi orang lain........

Ini jawaban,,dari semua pertanyaan dalam benak ku...

Langkah kaki ku

| 0 komentar |



pertama ku tapakkan kaki menjalani GERBANG KETELADANAN CALON PEMIMPIN MASA DEPAN,rasa ragu muncul karena itu adalah awal ku mendudki banku SMA yang telah lama ku nanti.
kini tapakan kaki itu semankin jauh dan lincah dengan tanpa ragu,melangkah bersama teman-teman yang selalu ada mendampingi ku.
ku baru menyadari bahwa mereka adalah sebagian besar dalam hidup ku,yang sangat berarti,canda_tawa_tangis_dan kekesalan selalu ada dalam hari-hari di sekolah.
penat yang selalu menghantui kini sirna.kesirnaan itu datang ketika seluruh penat telah terlontar dalam kekeluargaan kami,ternyata semua terasa begitu berharga disaat semuanya akan berakhir dan pergi serta semua penat telah hilang.
setelah ini langka awal akan segera dimulai.
betapa berharga kalian dalam hidup ku.jujur aku tak sanggup untuk meredahkan air mata yang selalu mengalir saat tangisan dan tawa kalian membayangi waktu-waktu yang berjalan.
tapi semuanya harus terjadi,dan aku harus percaya bahwa kita akan selalu bersama.

LEER MÁS...

SMA N 1 KEPAHIANG

| 0 komentar |


ini adalah gerbang keteladanan calon kepemimpinan di sekolah kami.
Banyak kegiatan-kegiatan baik kegiatan yang bersifat akademik maupun non-akademik.Sekolah ini berdiri pada tahun 1982.Pada saat itu SMA ini baru mempunyai sekitar 8 kelas.Tapi sekarang,sudah banyak bangunan-bangunan baru.kelasnya pun sudah lebih banyak dari yang dulunya.begitu juga dengan laboratorium laboratorium yang kita punya,,ada sekitar 11 lab. Adapun yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah di SMA negeri 1 Kepahiang ini antara lain:
1.Bapak Syukuriah,BA
2.Bapak Moh.Rusdi,BA
3.Bapak Sutarjo,BA
4.Drs.Mudasti
5.Bapak Ahmad Djajuli
Dan sekarang yang sedang menjabat di SMA Negeri 1 Kepahiang ini adalah Bapak Sigit Aryanto,Mpd. Semenjak SMA ini di pimpin oleh bapak Sigit Aryanto,Sekolah ini mempuyai kemajuan yang sangat pesat..Telah banyak prestasi-prestasi yang telah di raih.Mulai dari tingkat Kabupaten,Propinsi,Sumbangsel,bahkan sampai ke Nasional.
Dan kabar terbarunya adalah sekolah kita baru saja menjadi pemenang di perlombaan futsal yang di komandoi Epas Bogianda (siswa Kelas XI IPA 1) berhasil meraih Juara 2 dalam Liga Pelajar di IAIN Bengkulu, Setelah di pertandingan final tanggal 14 pebruari 2010 kalah tipis 0 - 1 melawan SMA 1 Talang Empat Bengkulu.

Pertandingan Pertama hari jumat 12 Pebruari 2010 Epas bogianda dan kawan-kawan mampu mengalahkan tim SMAN Talang Empat A dengan skor telak 4 - 1. Dipertandingan kedua pada hari berikutnya Tim Putsal SMANSA Kepahiang yang di latih Raden Mascik kembali memperoleh kemenangan 2-0 melawan SMA Pallawa Kota Bengkulu.

Di Semi final Tim Futsal SMAN 1 Kepahiang Bertemu dengan SMA Muhammadiyah. Pertandingan yang dilaksanakan pada hari minggu tersebut berlangsung alot. Hingga peluit panjang di tiup oleh wasit kedudukan tetap bertahan 0-0. Pertandingan dilanjutkan dengan adu pinalti. Perjuangan yang berat ini akhirnya diselesaikan dengan skor 4 - 3 untuk kemenangan Tim Futsal SMAN 1 Kepahiang.

LEER MÁS...

kepahiang story

| 0 komentar |


Zaman perjuangan melawan kolonial Belanda menjadi saksi sejarah mulai dikenalnya nama Kepahiang. Pada masa itu, kota Kepahiang dikenal sebagai ibukota kabupaten Rejang Lebong, yang disebut Afdeling Rejang Lebong. Sesaat setelah peralihan kekuasaan dari penjajahan Belanda ke Jepang, hingga kemudian Jepang menjajah bumi pertiwi 3,5 tahun lamanya, kota Kepahiang tetap merupakan pusat pemerintahan bagi kabupaten Rejang Lebong. Bahkan, setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, yakni sejak 18 agustus 1945 hingga 1948, Kepahiang tetap menjadi ibukota kabupaten Rejang Lebong sekaligus sebagai basis kota perjuangan. Sebab, mulai dari pemerintahan sipil dan seluruh kekuatan perjuangan, yang terdiri dari Laskar Rakyat, Badan Perlawanan Rakyat (BPR dan TKR yang kemudian sebagai cikal bakal TNI), semuanya berpusat di Kepahiang.

Di penghujung tahun 1948, merupakan masa yang tak mungkin bisa dilupakan oleh masyarakat Kepahiang. Karena pada tahun itulah, khususnya menjelang agresi militer Belanda kedua, seluruh fasilitas vital kota Kepahiang dibumihanguskan. Dimulai dari kantor bupati, gedung daerah, kantor polisi, kantor pos, telepon, penjara, dan jembatan yang akan menghubungkan kota Kepahiang dengan tempat-tempat lainnya terpaksa dibakar untuk mengantisipasi gerakan penyerbuan tentara kolonial Belanda yang terkenal bengis masuk ke pusat-pusat kota dan pemerintahan serta basis perjuangan rakyat.

Setahun kemudian, seluruh aparatur Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong berada dalam pengasingan di hutan-hutan. Sehingga pada waktu terjadi penyerahan kedaulatan dari Pemerintah Hindia Belanda ke Pemerintah Republik Indonesia, yang oleh masyarakat waktu itu disebut kembali ke kota, terjadilah keharuan yang sulit dibendung. Sebab, aparatur Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong tidak dapat lagi kembali berkantor ke kota Kepahiang karena seluruh fasilitas pemerintahan daerah telah dibumihanguskan. Namun, semangat mereka pantang surut. Dengan sisa-sisa kekuatan, serta semangat yang membaja, seluruh aparatur pemerintahan daerah terpaksa menumpang ke kota Curup, karena disini masih tersisa sebuah bangunan pesanggrahan (kini tempat bersejarah itu dibangun menjadi GOR Curup).

Pada 1956, kota Curup ditetapkan sebagai ibukota kabupaten Rejang Lebong berdasarkan undang-undang. Sejak itu pula, peran Kepahiang mulai memudar, bahkan ada yang menyebut mahkota kejayaan kabupaten Kepahiang surut. Sebab, dengan penetapan Curup sebagai ibukota kabupaten Rejang Lebong, maka kota Kepahiang sendiri ditetapkan sebagai ibukota kecamatan, bagian dari wilayah kabupaten Rejang Lebong. Pada masa-masa berikutnya, lantaran memiliki nilai historis tinggi, sejumlah tokoh masyarakat Kepahiang, pernah memperjuangkan Kepahiang menjadi ibukota provinsi dan kota administratif. Sayangnya, perjuangan mulia tersebut kandas di tengah jalan lantaran pemerintah pusat tak merespons keinginan dan aspirasi masyarakat tersebut.

Ketika era reformasi bergulir pada 1998, gaungnya pun sempat menggema ke bumi Kepahiang. Oleh masyarakat Kepahiang, momentum ini merupakan kesempatan emas memperjuangkan kembali kebangkitan sekaligus awal kemandirian Kepahiang. Situasi kian terbuka lebar, setelah pemerintah dan DPR RI menetapkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang juga lazim disebut sebagai undang-undang tentang otonomi daerah. Setelah melalui tahap penyamaan persepsi dan konsolidasi, maka masyarakat Kepahiang sepakat untuk mengusulkan daerah ini menjadi kabupaten baru. Maka, sejak Januari 2000, para tokoh dan segenap komponen masyarakat Kepahiang, baik yang berdomisili di Kepahiang sendiri maupun yang berada diluar daerah, seperti di Curup, Bengkulu, Jakarta, Bandung, serta kota-kota lainnya sepakat untuk menjadikan Kepahiang sebagai kabupaten. Sebagai realisasi dari kesepakatan bersama para tokoh masyarakat Kepahiang, maka dibentuklah badan perjuangan dengan nama Panitia Persiapan Kabupaten Kepahiang (PPKK). Tindak lanjut dari aktivitas badan perjuangan tersebut, maka secara resmi PPKK telah menyampaikan proposal pemekaran kabupaten.

Akan tetapi, rupanya perjuangan memekarkan Kepahiang menjadi kabupaten tak semulus yang diharapkan. Sebab, meskipun Kepahiang merupakan daerah pertama di provinsi Bengkulu yang memperjuangkan pemekaran pada era reformasi, tapi kabupaten Rejang Lebong tidak serta-merta menyetujui aspirasi para tokoh masyarakat kepahiang tersebut. Dengan kata lain, kabupaten Rejang Lebong (kabupaten induk) justru keberatan melepas Kepahiang, karena daerah ini merupakan wilayah paling potensial di Rejang Lebong. Dengan kesabaran dan kerjasama serta diplomasi yang intensif, akhirnya kabupaten Kepahiang berhasil diwujudkan. Pada 7 Januari 2004, Kepahiang diresmikan sebagai kabupaten otonom oleh Jenderal TNI (purn) Hari Sabarno (Menteri Dalam Negeri RI) di Jakarta. Peresmian itu dikukuhkan berdasarkan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu. Ditunjuk sebagai Kepala Daerah pertama (caretaker) kabupaten Kepahiang adalah Ir. Hidayatullah Sjahid, M.M., yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 131.28-8 Tahun 2004, pada 6 Januari 2004, tentang Pengangkatan Penjabat Bupati Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Pelantikannya sendiri dilakukan oleh Gubernur Bengkulu atas nama Menteri Dalam Negeri pada 14 Januari 2004. Hingga kini, kabupaten Kepahiang telah dipimpin tiga orang Kepala daerah.

LEER MÁS...

flora bengkulu

| 0 komentar |


Rafflesia Arnoldi

Siapa yang tak tahu Rafflesia Arnoldi? Ya! Hampir seluruh masyarakat Indonesia pasti pernah mendengar bunga yang bernama rafflesia arnoldi, tentunya karena bunga ini termasuk salah satu pelajaran biologi pada saat Sekolah Dasar. Tapi pernahkah mereka melihat secara langsung bentuk bunga ini? Saya meragukan hal itu. Karena bunga ini hanya tumbuh dan hidup di kawasan Provinsi Bengkulu. Yakni di perbatasan kota Bengkulu dan Kabupaten Kepahiang, sekitar 1,5 jam perjalanan dari kota Bengkulu. Asal mula nama Rafflesia Arnoldi karena bunga ini ditemukan oleh ilmuwan dari Inggris yang bernama Thomas Stanford Raffles pada tahun 1818, di kawasan hutan Manna, Bengkulu selatan.
Banyak yang menafsirkan bahwa rafflesia arnoldi adalah bunga bangkai. Itu adalah pernyataan yang keliru. Bunga rafflesia adalah sejenis bunga parasit yang mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Daun mahkotanya berwarna merah tua dengan motif bintik-bintik putih. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Bunga ini mengeluarkan bau busuk yang dapat menarik perhatian lalat. Tidak heran apabila di sekitar bunga tersebut selalu dikerubuti lalat. Sedangkan bunga bangkai merupakan jenis lainnya yang juga sama-sama mengeluarkan bau busuk, namun berbeda bentuk. (akan saya ulas dan dokumentasikan apabila saya sempat melihat bunga bangkai mekar beberapa bulan ke depan)
Masa pertumbuhan bunga ini mencapai 9 bulan dengan masa mekar hingga layu sekitar 5-8 hari saja. Diameter bunga bisa mencapai 1 meter pada saat mekar. Tapi yang saya dokumentasikan mempunyai diameter selebar 63cm. Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Tapi tumbuh berparasit pada tumbuhan merambat dan tinggal di dalam akar tersebut. Sampai saat ini Rafflesia belum berhasil dikembangbiakkan di luar habitat aslinya dan apabila akar atau pohon inangnya mati, Raflesia akan ikut mati. Oleh karena itu Raflesia membutuhkan habitat hutan primer untuk dapat bertahan hidup. Ini adalah gambar bakal bunga Rafflesia.

LEER MÁS...

KaTa MerEka

| 0 komentar |

hidup itu lUcu,kalaU kita mEnOlak,mEnerima sesUatu,maka Ia akaN meNdatangi
(W sOmerset maukhan)

kerja adalah ciNta yaNg di bUat tampak
(Kahlil Gibran)

segalanya tErcapai kalaU kamu yakin.kEyakinan yaNg mEmbUat egalanya tercapai
(frank lLoyd wrigh)

stiap nafas yaNg meNakar hidUp mu adalah mUtiara.dan setiap zarRah dalam hidUp mU adalah pennUnjUk meNujU TuhaN
(faridUdDin atTar dalam mUsyawarah bUrung)

liHat saUdara kU,bagaikaN sUrga tElah mEmbUat orang lUpa akaN sediH dan laRa,seRta mEngGantinya deNgan rasa sabar
(Hasan Al-baNa)

masaLah yang pEntiNg bUkan oBjek CiNta,tapi mUtu cintanya
(Eric frOm)

meNjadi diri seNdiri jaUh lEbih baik,dari paDa harus mwNjadi OraNg laiN
(Nyimas miftahUl JanNah)

LEER MÁS...

Awal yang baik

| 0 komentar |


Melangkah,,menatap,,dan menyadari bahwa dunia ne takan slamanya berlutut dalam keinginan ku..... ku termenung menjawab pertanyaan-pertanyaan yang datang dari hati ku sendiri,,tanpa ku sadari bahwa semua inilah yang membuat langkah ku semakin membingungkan,,,

Menggapai awal yang baik,seharusnya di mulai dari diri sendiri,,dan tak sekalipun mencoba menjadi orang lain........

Ini jawaban,,dari semua pertanyaan dalam benak ku...

LEER MÁS...